Jumat, 16 Februari 2018

CARA MEMPEROLEH MINYAK ATSIRI



Minyak atsiri diperoleh dengan cara ekstraksi
Proses ekstraksi meliputi beberapa tahapan :
1.        Perajangan
Sebelum bahan obat tersebut di suling, sebaiknya dirajang terlebih dahulu menjadi potongan-potongan kecil. Proses perajangn ini bertujuan untuk memudahkan penguapan minyak atsiri dri bahan, dan untuk mengurangi sifat kamba bahan oral. Besar ukuran partikel hasil rajangan bervariasai, tergantung dari jenis bahan itu sendiri. Selama proses perajangan akan terjadi penguapan komponen minyak bertitik didih rendah, dan jika dibiarkan beberapa menit akan terjadi penyusutan bahan sekitar 0,5 % akibat penguapan minyak. Oleh karena itu, jika di inginkan rendemen dan mutu minyak yang baik, maka hasil rajangan harus di masukkan dalam ketel suling. Kelemahan bahan yang di rajang karena :
1)   Jumlah total minyak berkurang, akibat penguapan selama perajangan.
2)   Komposisi minyak akan berubah, dan akan mempengaruhi bau.
 
2.        Penyimpanan bahan olah
Tempat dan kondisi bahan olah sebelum perajangan mempengaruhi penyusutan minyak atsiri, namun pengaruhnya tidak begitu besar seperti pada perajangan. Penyimpanan bahan olah dengan cara penimbunan sering di lakukan akibat terhambatnya proses penyulingan atau karena kapasitas ketel suling yang kurang besar. Jika bahan olah harus di simpan sebelum di proses, mka harus di simpan dalam udara kering yang bersuhu rendah, dan udara tidak d sirkulasi. Jika mungkin ruangan di lengkapi dengan “air conditioner”. Sirkulasi dan kelembaban udara yang ekstrim selama penyimpanan mengakibatkan proses resinifikasi, penguapan dan proses oksidasi. Penyusutan minyak selama penyimpanan dalam udara kering tergantung dari beberapa faktor, yaitu : kondisi bahan, metode dan lama penyimpanan, dan komposisi kimia minyak dalam bahan. Bahan olah berupa daun dan bunga tidak dapat disimpan lama, namun sebaliknya bahan berupa kulit pohon, akar, kayu lebih tahan disimpan lama, karena jumlah minyak yang menguap lebih kecil.

3. Pelayuan dan pengeringan
Sebagian bahan olah memerlukan proses pengeringan, sebelum di simpan atau disuling. Tujuan dari pelayuan dan pengeringan bahan olah adalah :
a.    menguapkan sebagian air dalam bahan, sehingga proses penyulingan mudah, dan singkat.
b.     Untuk menguraikan zat tidak berbau sehingga berbau wangi.sebagai contoh ialah untuk memecahkan glikosida (amigdalin) menjadi benzaldehid yang berbau wangi pada minyak almon dan akar orris. Hal yang sam terjadi pula pada minyak nilam dan vanila. Kehilangan minyak selama periode pelayuan dan pengerian lebih besar dari kehilangan minyak selama proses penyimpanan. Hal ini terjadi karena proses pengeringan, air dalam tanaman akan berdifusi sambil mengangkut minyak atsiri dan akhirnya menguap. Bahan yang mengandung fraksi minyak yang mudah menguap, biasanya hanya dilayukan atau dikeringkan pada tingkat kering udara, sedangkan bahan yang mengandung minyak atsiri yang sukar menguap, biasanya dikeringkan lebih lanjut.Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan persenywaan padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam pelarut air. 
Berdasarkan sifat tersebut, maka minyak atsiri dapat diekstrak dengan 4 macam cara, yaitu :
1.        Penyulingan
Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran atau lebih, berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air.
Jumlah minyak yang menguap bersama-sama dengan uap air ditentuka oleh 3 faktor, yaitu :

a.    Besarnya tekanan uap yang digunakan.
b.    Berat molekul masing-masing komponen dalam minyak
c.    Kecepatan minyak yang keluar dari bahan yang mengandung minyak.
Proses penyulingan minyak dapat dipercepat dengan menaikkan suhu dan tekanan atau dengan menggunakan sistem “ superheated steam “. Akan tetapi hal ini hanya dapat dilakukan terhadap minyak atsiri yang sukar mengalami dekomposisi pada suhu yang lebih tinggi.
Ekstraksi minyak atsiri dengan penyulingan mempunyai beberapakelemahan yaitu :
a.    Tidak baik digunakan terhadap beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh adanya panas dan air
b.    Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisa karena adanya air dan panas
c.    Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat diekstraksi.
d.   Komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi dan mempunyai daya fiksasi terhadap bau sebagian tidak ikut tersuling dan tetap tertinggal dalam bahan.
e.    Bau wangi minyak yang dihasilkan sedikit berubah dari bau wangi alamiah. 
2.        Pengepresan ( Pressing )
Ekstrak minyak atsiri dengan pengepresan umumnya dilakukan terhadap bahan beruba biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk famili citrus, karena minyak dari famili tanaman tersebut akan mengalami kerusakan jika diekstraksi dengan penyulingan. Akibat tekanan pengepresan, maka sel – sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir kepermukaan bahan. Beberapa jenis minyak yang dapat diekstraksi dengan cara pengepresan adalah minyak “ almond” , “ apricot “, “ lemon “, minyak kulit jeruk, “ mandarin “, “ grape fruit “ dan beberapa jenis minyak lainnya.
Berdasarkan tipe, maka alat pengepresan ada 2 macam tipe , yaitu hydraulic pressing dan expeller pressing.

3.        Ekstraksi Dan Pelarut Menguap ( solvent extraction )
Prinsip ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan  dengan pelarut organik yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam suatu wadah ( ketel ) yang disebut “ extractor ”. Berbagai tipe “ extractor “ yang telah dikenal adalah “ Bonotto extractor “, “ Kennedi extractor “, “ Bpllsman extractor “, “ De Smet extractor “, “ Hilderbrandt extractor “.
Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstrasi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga-bungaan misalnya bunga cempaka, melati, mawar, dll.
Pemilihan pelarut
Salah satu proses yang menentukan keberhasilan proses ekstraksi adalah jenis dan mutu pelarut yang digunakan. Pelarut yang baik harus memenuhi persyarata sebagai berikut :
a.         Harus dapat melarutkan semua zat wangi dalam bunga secara sempurna, dan tidak dapat melarutkan bahan seperti lilin, pigmen, senyawa albumin.
b.        Mempunyai titik didih yang cukup rendah, agar pelarut mudah diuapkan, namun titik didih pelarut tersebut tidak boleh terlalu rendah, karena hal ini akan mengakibatkan hilangnya sebagian pelarut pada waktu pemisahan pelarut.
c.         Pelarut tidak boleh larut dalam air.
d.        Pelarut haru bersifat “ inert “, sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak bunga.
e.         Pelarut harus mempunyai titik didih yang seragam, sehingga jika diuapkan tidak tertinggal dalam minyak.
f.         Harga pelarut harus serendah mungkin, dan tidak mudah terbakar Penggunaan campuran berbagai pelarut dapat menghasilkan rendemen dan mutu minyak yang cukup baik, dibandingkan dengan pelarut murni. Beberapa jenis pelarut yang biasa dipergunakan dalam proses ekstraksi minyak atsiri antara lain petroleum ether, benzene, alcohol.

4.      Ekstraksi Dengan Lemak Padat
Proses ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengekstraksi minyak bunga-bungaan, dalam rangka mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi.
a.       Sifat bunga
Pada umumnya bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga terus menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri dan minyak yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat. Kegiatan bunga dalam memproduksi minyak akan terhenti dan mati jiak kena panas, kontak atau terendam dalam pelarut organik. Dengan demikian pelarut hanya dapat mengekstraksi minyak yang terdapat dalam sel bunga yang terbentuk pada saat bahan tersebut kontak dengan pelarut.
Untuk mendapatkan rendemen minyak yang lebih tinggi dan mutu yang lebih baik, maka selama proses ekstraksi berlangsung perlu dijaga agar proses fisiologi dalam bunga tetap berlangsung dalam waktu selama mungkin, sehingga bunga tetap dapat memproduksi minyak atsiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi minyak bunga menggunakan lemak hewani atau nabati.
Ekstraksi minyak dari bunga-bungaan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu “ enfleurage “ dan “ macerate “.
b.      Enfleurasi ( enfleurage )
Pada proses ini, absorbs minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu rendah ( keadaan dingin ) sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh panas. Proses enfleurasi menghasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Kelemahan proses ini adalah karena memerlukan waktu yang lebih lama, dan membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman.
Akhir dari Proses ekstraksi ini ditandai dengan, jika lemak telah jenuh dengan minyak bunga, dan selanjutnya minyak bunga dalam pomade diekstraksi dengan menggunakan alcohol. Hasil ekstraksi minyak bunga dari pomade, menggunakan alcohol menghasilkan campuran minyak bunga dengan alcohol. Jika alcohol tersebut dipisahkan, maka akan diperoleh minyak bunga yang larut dalam sejumlah kecil alcohol, disebut ekstrait.
Lemak mempunyai sifat dapat mengabsorbsi bau disekitarnya dan prinsip ini digunakan sebagai dasar untuk mengekstraksi minyak dari tanaman bunga.
Syarat-syarat lemak yang digunakan
a.       Lemak tidak berbau
Lemak yang berbau tidak dikehendaki, karena dapat mencemari bau minyak atsiri yang dihasilkan. Bau lemak dapat dihilangkan dengan proses deodorisasi.
b.      Lemak mempunyai konsistensi tertentu
Konsistensi lemak yang digunakan perlu diatur, karena lemak yang terlalu keras mempunyai daya absorbs yang rendah. Jika konsistensi lemak terlalu lunak, maka lemak banyak melekat pada bunga sehingga sukar dipisahkan.
Konsistensi lemak dapat diatur dengan cara hidrogenasi atau mencampur 2 macam lemak yang titik cairnya berbeda, sehingga didapatkan lemak dengan konsistensi dan titik cair tertentu. Lemak yang sudah sekali dipakai pada proses ekstraksi tidak dapat dipakai kembali dan biasanya dijadikan sabun dan kosmetik.

Keuntungan dan kerugian metode absorbs oleh lemak
Keuntungan :
a.         Rendemen minyak yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan cara “ solvent ectraction “.
b.         Minyak yang dihasilkan berbau lebih wangi karena kerusakannya relative kecil.
Kerugian :
a.         Metode tersebut penggunaannya terbatas pada beberapa jenis bunga saja.
b.         Lemak yang mengandung antioksidan, dapat merubah bau minyak atsiri
c.         Ekstraksi minyak atsiri dari “ pomade “ dengan menggunakan alcohol akan mengekstrak lemak dalam jumlah kecil.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar