Pengertian Minyak Atsiri atau definisi yang ditulis dalam Encyclopedia of
Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri merupakan senyawa berwujud
cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah,
dan biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap.(Lutony
T.L.,Rahmayati Y. Produksi Dan Perdagangan Minyak Atsiri. Penerbit Penebar
Swadaya : Jakarta, 2000:4-73) , (Sastrohamidjojo H. Kimia minyak atsiri.
Gadjah Mada University Press : Yogyakarta, 2004:1-23)
Minyak Astiri adalah Banyak
istilah yang digunakan untuk menyebut minyak atsiri, misalnya dalam bahasa
Inggris disebut essential oils. Dalam bahasa Indonesia ada yang menyebutnya
minyak terbang, bahkan ada pula yang menyebut minyak kabur. Minyak atsiri juga
dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau minyak terbang.
Sifat-sifat
minyak atsiri
Sifat-sifat minyak atsiri tersusun bermacam-macam
komponen senyawa yang memiliki bau khas, umumnya bau ini mewakili bau tanaman
asalnya. Bau minyak atsiri satu dengan yang lain berbeda-beda, sangat
tergantung dari macam dan intensitas bau dari masing-masing komponen
penyusunnya. Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, menggigit,
memberi kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika terasa di kulit,
tergantung dari jenis komponen penyusunnya. (Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat
alam (Farmakognosis) jilid 1. Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-27 )
Dalam keadaan murni (belum tercemar oleh senyawa lain)
mudah menguap pada suhu kamar. Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh
lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahari (terutama gelombang
ultra violet) dan panas, karena terdiri dari berbagai macam komponen penyusun.
Bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang spesifik
karena banyak komponen penyusunnya memiliki atom C asimetrik, juga mempunyai
indeks bias yang tinggi. Pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, dapat
larut walaupun kelarutannya sangat kecil, tetapi sangat mudah larut dalam
pelarut organik.(Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat alam (Farmakognosis) jilid 1.
Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-27 )
Komponen minyak atsiri adalah senyawa yang bersifat
kimia, fisika serta mempunyai bau dan aroma yang khas, demikian pula peranannya
sangat besar sebagai obat. Komponen penyusun minyak atsiri dibagi menjadi
beberapa golongan sebagai berikut :
1.
Minyak atsiri
hidrokarbon
Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya
sebagian besar terdiri dari senyawa-senyawa hidrokarbon, misalnya minyak
terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman golongan pinus (famili Pinaceae).
Komponen terpentin sebagian besar berupa asam-asam resin (hingga 90%),
ester-ester dari asam-asam lemak, dan senyawa inert yang netral disebut resena.
Terpentin larut dalam alkohol, eter, kloroform, dan asam asetat glasial dan
bersifat optis aktif. Kegunaannya dalam farmasi adalah sebagai obat luar,
melebarkan pembuluh darah kapiler, dan merangsang keluarnya keringat. Terpentin
jarang digunakan sebagai obat dalam.(Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat alam
(Farmakognosis) jilid 1. Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-27 )
2.
Minyak atsiri alkohol
Minyak pipermin dihasilkan oleh daun tanaman poko atau
Mentha piperita
Linn.
Daun poko segar mengandung minyak atsiri sekitar 1%, juga mengandung resin dan
tanin. Sementara daun yang telah dikeringkan mengandung 2% minyak permen.
Sebagai penyusun utamanya adalah mentol. Pada bidang farmasi digunakan sebagai
anti gatal, bahan pewangi dan pelega hidung tersumbat. Sementara pada industri
digunakan sebagai pewangi pasta gigi. (Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat
alam (Farmakognosis) jilid 1. Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-2
3.
Minyak atsiri fenol
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak
ini diperoleh dari tanaman cengkeh yang memiliki nama latin yaitu Eugenia
caryophyllata atau Syzigium caryophyllum (famili Myrtaceae). Bagian yang
dimanfaatkan bunga dan daun. Namun demikian bunga lebih utama dimanfaatkan
karena mengandung minyak atsiri sampai 20%. Minyak cengkeh tersusun eugenol
yaitu sampai 95% dari jumlah minyak atsiri keseluruhan. Selain eugenol, juga
mengandung aseton-eugenol, beberapa senyawa dari kelompok seskuiterpen, serta
bahan-bahan yang tidak mudah menguap seperti tanin, lilin, dan bahan serupa
damar. Kegunaan minyak cengkeh antara lain obat mulas, menghilangkan rasa mual
dan muntah. (Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat alam (Farmakognosis) jilid 1.
Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-27 )
4.
Minyak atsiri eter
fenol
Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak
adas berasal dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum
vulgare (famili Apiaceae atau Umbelliferae). Minyak yang dihasilkan, terutama
tersusun oleh komponen-komponen terpenoid seperti anetol, sineol, pinena dan
felandrena. Miyak adas digunakan dalam pelengkap sediaan obat batuk, sebagai
korigen odoris untuk menutup bau tidak enak pada sediaan farmasi dan bahan
farfum. (Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat alam (Farmakognosis) jilid 1.
Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-27 )
5.
Minyak atsiri oksida
Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida.
Diperoleh dari isolasi daun Melaleuca leucadendon L (famili Myrtaceae).
Komponen penyusun minyak atsiri kayu putih paling utama adalah sineol (85%).(Gunawan
D, Mulyani S. Ilmu obat alam (Farmakognosis) jilid 1. Penebar Swadaya :
Jakarta, 2004:106-27 )
6.
Minyak atsiri ester
Minyak gondopuro merupakan atsiri ester. Minyak atsiri
ini diperoleh dari isolasi daun dan batang Gaultheria procumbens L (famili
Erycaceae). Komponen penyusun minyak ini adalah metil salisilat yang merupakan
bentuk ester. Minyak ini digunakan sebagai korigen odoris, bahan farfum, dalam
industri permen, dan minuman tidak beralkohol. (Gunawan D, Mulyani S. Ilmu
obat alam (Farmakognosis) jilid 1. Penebar Swadaya : Jakarta,
2004:106-27 )
Kelarutan
minyak atsiri
Banyaknya minyak atsiri yang larut dalam alkohol dan
jarang yang larut dalam air, maka kelarutannya dapat mudah diketahui dengan
menggunakan alkohol pada berbagai tingkat konsentrasi. Menentukan kelarutan
minyak, tergantung juga kepada kecepatan daya larut dan kualitas minyak.
Biasanya minyak yang kaya akan komponen oxygenated lebih mudah larut dalam
alkohol dari pada yang kaya terpen.
Metode
Isolasi minyak Atsiri
Menurut Gunawan dan Mulyani, minyak Atsiri umumnya
diisolasi dengan empat metode, yaitu metode destilasi (kering dan air), metode
penyaringan, metode pengepresan, dan metode enfleurage. Menurut Rochim Armando,
minyak Atsiri umumnya diisolasi dengan tiga metode yaitu metode penyulingan
dengan air, penyulingan dengan air uap dan penyulingan dengan uap. Dalam
penelitian ini menggunakan metode destilasi air dan uap dimana bahan coba
dimasukkan ke dalam bejana dan dipanaskan di atas hot plate, lalu air sebagai sumber
uap panas terdapat dalam boiler yang letaknya terpisah dipanaskan sehingga
menghasilkan uap panas. Uap panas ini akan mengalir ke bejana yang berisikan
bahan coba dan menguapkan minyak lalu dibawa dalam bentuk suspensi ke
kondensor. Disini uap akan terpisah kembali menjadi air dan minyak. Minyak akan
mengapung pada permukaan air dan akan mengalir untuk dipisahkan menggunakan
corong pisah.(Guenther, E. Minyak Atsiri. Ketaren, R.S. Terjemahan. Jilid I.
Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, 2000:448-93 )
Dalam industri farmasi minyak atsiri digunakan sebagai
antibakteri, antifungi, antiseptik, pengobatan lesi, antinyeri, dapat digunakan
sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai bidang industri. Banyak
contoh kegunaan minyak atsiri, antara lain dalam industri kosmetik (sabun,
pasta gigi, sampo dan losion) dalam industri makanan digunakan sebagai bahan
penyedap atau penambah cita rasa dalam industri parfum sebagai pewangi dalam
berbagai produk minyak wangi, dalam industri bahan pengawet bahkan digunakan
pula sebagai insektisida. Oleh karena itu, tidak heran jika minyak atsiri
banyak diburu berbagai negara.(Lutony T.L.,Rahmayati Y. Produksi Dan
Perdagangan Minyak Atsiri. Penerbit Penebar Swadaya : Jakarta, 2000:4-73) , (Guenther,
E. Minyak Atsiri. Ketaren, R.S. Terjemahan. Jilid I. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia, 2000:448-93 )
sumber : https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiN2P2Ct7HZAhXLro8KHYXHAEEQFggkMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.academia.edu%2F19700592%2FMakalah_Farmakognosi_Minyak_Atsiri&usg=AOvVaw28sIUu-MEWtiHFSJMKVcCF
sumber : https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiN2P2Ct7HZAhXLro8KHYXHAEEQFggkMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.academia.edu%2F19700592%2FMakalah_Farmakognosi_Minyak_Atsiri&usg=AOvVaw28sIUu-MEWtiHFSJMKVcCF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar