Jumat, 16 Februari 2018

Pengertian Minyak Atsiri Sifat Golongan Fungsi Kelarutan dan Metode Isolasi



Pengertian Minyak Atsiri atau definisi yang ditulis dalam Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri merupakan senyawa berwujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, dan biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap.(Lutony T.L.,Rahmayati Y. Produksi Dan Perdagangan Minyak Atsiri. Penerbit Penebar Swadaya : Jakarta, 2000:4-73) , (Sastrohamidjojo H. Kimia minyak atsiri. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta, 2004:1-23)
Minyak Astiri adalah Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minyak atsiri, misalnya dalam bahasa Inggris disebut essential oils. Dalam bahasa Indonesia ada yang menyebutnya minyak terbang, bahkan ada pula yang menyebut minyak kabur. Minyak atsiri juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau minyak terbang. 
Sifat-sifat minyak atsiri
Sifat-sifat minyak atsiri tersusun bermacam-macam komponen senyawa yang memiliki bau khas, umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Bau minyak atsiri satu dengan yang lain berbeda-beda, sangat tergantung dari macam dan intensitas bau dari masing-masing komponen penyusunnya. Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika terasa di kulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya. (Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat alam (Farmakognosis) jilid 1. Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-27 )
Dalam keadaan murni (belum tercemar oleh senyawa lain) mudah menguap pada suhu kamar. Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahari (terutama gelombang ultra violet) dan panas, karena terdiri dari berbagai macam komponen penyusun. Bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang spesifik karena banyak komponen penyusunnya memiliki atom C asimetrik, juga mempunyai indeks bias yang tinggi. Pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, dapat larut walaupun kelarutannya sangat kecil, tetapi sangat mudah larut dalam pelarut organik.(Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat alam (Farmakognosis) jilid 1. Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-27 )
Komponen minyak atsiri adalah senyawa yang bersifat kimia, fisika serta mempunyai bau dan aroma yang khas, demikian pula peranannya sangat besar sebagai obat. Komponen penyusun minyak atsiri dibagi menjadi beberapa golongan sebagai berikut :

1.      Minyak atsiri hidrokarbon
Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagian besar terdiri dari senyawa-senyawa hidrokarbon, misalnya minyak terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman golongan pinus (famili Pinaceae). Komponen terpentin sebagian besar berupa asam-asam resin (hingga 90%), ester-ester dari asam-asam lemak, dan senyawa inert yang netral disebut resena. Terpentin larut dalam alkohol, eter, kloroform, dan asam asetat glasial dan bersifat optis aktif. Kegunaannya dalam farmasi adalah sebagai obat luar, melebarkan pembuluh darah kapiler, dan merangsang keluarnya keringat. Terpentin jarang digunakan sebagai obat dalam.(Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat alam (Farmakognosis) jilid 1. Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-27 )

2.      Minyak atsiri alkohol
Minyak pipermin dihasilkan oleh daun tanaman poko atau Mentha piperita
Linn. Daun poko segar mengandung minyak atsiri sekitar 1%, juga mengandung resin dan tanin. Sementara daun yang telah dikeringkan mengandung 2% minyak permen. Sebagai penyusun utamanya adalah mentol. Pada bidang farmasi digunakan sebagai anti gatal, bahan pewangi dan pelega hidung tersumbat. Sementara pada industri digunakan sebagai pewangi pasta gigi. (Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat alam (Farmakognosis) jilid 1. Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-2
3.      Minyak atsiri fenol
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari tanaman cengkeh yang memiliki nama latin yaitu Eugenia caryophyllata atau Syzigium caryophyllum (famili Myrtaceae). Bagian yang dimanfaatkan bunga dan daun. Namun demikian bunga lebih utama dimanfaatkan karena mengandung minyak atsiri sampai 20%. Minyak cengkeh tersusun eugenol yaitu sampai 95% dari jumlah minyak atsiri keseluruhan. Selain eugenol, juga mengandung aseton-eugenol, beberapa senyawa dari kelompok seskuiterpen, serta bahan-bahan yang tidak mudah menguap seperti tanin, lilin, dan bahan serupa damar. Kegunaan minyak cengkeh antara lain obat mulas, menghilangkan rasa mual dan muntah. (Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat alam (Farmakognosis) jilid 1. Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-27 )

4.      Minyak atsiri eter fenol
Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare (famili Apiaceae atau Umbelliferae). Minyak yang dihasilkan, terutama tersusun oleh komponen-komponen terpenoid seperti anetol, sineol, pinena dan felandrena. Miyak adas digunakan dalam pelengkap sediaan obat batuk, sebagai korigen odoris untuk menutup bau tidak enak pada sediaan farmasi dan bahan farfum. (Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat alam (Farmakognosis) jilid 1. Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-27 )

5.      Minyak atsiri oksida
Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi daun Melaleuca leucadendon L (famili Myrtaceae). Komponen penyusun minyak atsiri kayu putih paling utama adalah sineol (85%).(Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat alam (Farmakognosis) jilid 1. Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-27 )

6.       Minyak atsiri ester
Minyak gondopuro merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari isolasi daun dan batang Gaultheria procumbens L (famili Erycaceae). Komponen penyusun minyak ini adalah metil salisilat yang merupakan bentuk ester. Minyak ini digunakan sebagai korigen odoris, bahan farfum, dalam industri permen, dan minuman tidak beralkohol. (Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat alam (Farmakognosis) jilid 1. Penebar Swadaya : Jakarta, 2004:106-27 )
Kelarutan minyak atsiri
Banyaknya minyak atsiri yang larut dalam alkohol dan jarang yang larut dalam air, maka kelarutannya dapat mudah diketahui dengan menggunakan alkohol pada berbagai tingkat konsentrasi. Menentukan kelarutan minyak, tergantung juga kepada kecepatan daya larut dan kualitas minyak. Biasanya minyak yang kaya akan komponen oxygenated lebih mudah larut dalam alkohol dari pada yang kaya terpen.


Metode Isolasi minyak Atsiri
Menurut Gunawan dan Mulyani, minyak Atsiri umumnya diisolasi dengan empat metode, yaitu metode destilasi (kering dan air), metode penyaringan, metode pengepresan, dan metode enfleurage. Menurut Rochim Armando, minyak Atsiri umumnya diisolasi dengan tiga metode yaitu metode penyulingan dengan air, penyulingan dengan air uap dan penyulingan dengan uap. Dalam penelitian ini menggunakan metode destilasi air dan uap dimana bahan coba dimasukkan ke dalam bejana dan dipanaskan di atas hot plate, lalu air sebagai sumber uap panas terdapat dalam boiler yang letaknya terpisah dipanaskan sehingga menghasilkan uap panas. Uap panas ini akan mengalir ke bejana yang berisikan bahan coba dan menguapkan minyak lalu dibawa dalam bentuk suspensi ke kondensor. Disini uap akan terpisah kembali menjadi air dan minyak. Minyak akan mengapung pada permukaan air dan akan mengalir untuk dipisahkan menggunakan corong pisah.(Guenther, E. Minyak Atsiri. Ketaren, R.S. Terjemahan. Jilid I. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, 2000:448-93 )
Dalam industri farmasi minyak atsiri digunakan sebagai antibakteri, antifungi, antiseptik, pengobatan lesi, antinyeri, dapat digunakan sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai bidang industri. Banyak contoh kegunaan minyak atsiri, antara lain dalam industri kosmetik (sabun, pasta gigi, sampo dan losion) dalam industri makanan digunakan sebagai bahan penyedap atau penambah cita rasa dalam industri parfum sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak wangi, dalam industri bahan pengawet bahkan digunakan pula sebagai insektisida. Oleh karena itu, tidak heran jika minyak atsiri banyak diburu berbagai negara.(Lutony T.L.,Rahmayati Y. Produksi Dan Perdagangan Minyak Atsiri. Penerbit Penebar Swadaya : Jakarta, 2000:4-73) , (Guenther, E. Minyak Atsiri. Ketaren, R.S. Terjemahan. Jilid I. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, 2000:448-93 )

sumber : https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiN2P2Ct7HZAhXLro8KHYXHAEEQFggkMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.academia.edu%2F19700592%2FMakalah_Farmakognosi_Minyak_Atsiri&usg=AOvVaw28sIUu-MEWtiHFSJMKVcCF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar