Minggu, 18 Februari 2018

TEKNIK EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI

       Metode yang paling umum digunakan dalam mengekstrak minyak atsiri adalah dengan metode destilasi.  Salah satu tipe destilasi adalah dengan meletakkan bagian tanaman atau bungan pada saringan yang kemudian dilalukan steam.  Steam kemudian dilalukan pada daerah yang dingin sehingga terjadi kondensasi.  Campuran minyak dan air kemudian dipisahkan dan dikemas dalam botol.  Mengingat kandungan minyak atsiri pada tanaman hanya sedikit, untuk membuat satu ons minyak atsiri dibutuhkan beberapa ratus lb bahan baku.

DESTILASI UAP AIR

         Metode ini adalah yang paling umum digunakan dalam mengekstrak minyak atsiri. Bahan baku tumbuhan yang akan diekstrak diletakkan pada suatu ruangan.  Steam bertekanan yang diproduksi pada ruang lain kemudian dilalukan/sirkulasi ke dalam ruang dimana bahan baku diletakkan.  Panas dari steam memaksa kantung-kantung intraseluler tempat minyak atsiri membuka dan melepaskannya.  Temperatur dari steam harus cukup tinggi untuk menyebabkan hal tersebut terjadi tetapi tidak menyebabkan kerusakan pada tanaman atau membakar minyak atsiri.  Minyak atsiri yang keluar kemudian terevaporasi bersama dengan molekul steam.  Staem kemudian didinginkan dan berubah menjadi air sedangkan minyak atsiri akan terbentuk berupa film pada permukaan air.  Untuk memisahkan air dengan minyak atsiri dilakukan dekantasi.  Air yang terpisah disebut dengan destilat, hydrosol atau floral water masih mengandung sifat-sifat teraphi yang dapat digunakan untuk pemeliharaan kulit, untuk facial mist.

Image result for ekstraksi menggunakan uap air

COLD PRESSING (Pengepresan dingin)

       Metode lain yang digunakan dalam mengekstraksi minyak atsiri adalah dengan pengepresan dingin (cold-pressed expression / scarification).   Metode ini digunakan untuk mengekstrak minyak buah jeruk seperti bergamot, grapefruit, lemon, lime/limo, mandarin, orange dan tangerine.  Dalam proses ini buah dimasukan ke dalam saluran yang memiliki geligi yang tajam yang menusuk kulit.  Hal tersebut akan menyebabkan  terbukanya kantung-kantung yang mengandung minyak atsiri.  Selanjutnya seluruh buah dipress untuk memisahkan jus dari pulpnya dan mengeluarkan minyak atsiri.  Minyak atsiri akan berada pada permukaan jsu dan dipisahkan dari jus menggunakan sentrifusa.

ENFLURASI / ENFLURAGE

         Beberapa jenis bunga misalnya melati atau tuberose, memiliki hanya sedikit kandungan minyak atsiri sehingga jika menggunakan proses panas akan menyebabkan rusaknya petal dari bunga.  Dalam hal ini proses yang cukup memakan waktu dan mahal yang disebut enflurage  digunakan.  Kelopak-kelopak bunga diletakkan pada baki-baki yang telah diolesi minyak tumbuhan atau hewan yang tidak berbau.  Lemak tersebut kemudian akan mengabsorbsi minyak atsiri dari bunga tersebut.  Setiap hari atau setiap beberapa jam setelah lemak tersebut mengabsorbsi sebanyak mungkin minyak atsiri dari kelopak bunga, maka kelopak bunga lama kemudian diganti dengan kelopak bunga yang baru.  Prosedur ini diulang berkali-kali hingga lemak menjadi jenuh dengan minyak atsiri (disebut dengan pomade).  Ekstraksi menggunakan alcohol pada campuran enflurage kemudian dilakukan secara berulang-ulang, selanjutnya campuran alcohol tersebut kemudian didinginkan sehingga akan terjadi endapan yang berasal dari lilin dari bunga.  Dengan melakukan filtrasi akan terpisah lilin dan filtrate.  Filtrat kemudian diuapkan secara vakum sehingga meninggalkan konsentrat dari minyak atsiri.

MASERASI

      Sama dengan metode enflurasi.  Maserasi digunakan ddalam mengekstrak minyak atsiri dari yang berasal dari binatang, vanilla dan iris.  Bahan-bahan tersebut dimasukkan dalam wadah yang mengandung minyak, hingga bagian dari minyak atsirinya terekstrak.  Minyak tersebut terkadang dipanaskan untuk mempercepat proses.  Maserasi memerlukan waktu yang lama.

SOLVENT EXTRACTION (Ekstraksi dengan pelarut)

 Image result for Gambar.  Ekstraksi menggunakan uap air

        Metode lain yang digunakan untuk mengekstrak tanaman yang mengandung sedikit minyak atsiri adalah ekstraksi menggunakan pelarut dimana proses ini menghasilkan randemen yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih murah.  Pada proses ini pelarut kimia seperti hexane digunakan untuk menjenuhkan bahan tanaman dan menarik senyawa-senyawa aromatic.  Senyawa yang dihasilkan disebut dengan concrete.  Concrete ini kemudian dilarutkan pada alcohol untuk memisahkan pelarut.  Setelah alcohol diuapkan akan meninggalkan larutan yang disebut absolute.  Walaupun proses ekstraksinya lebih murah dibanding enflurage, tetapi proses ini memiliki kekurangan.  Residu dari pelarut akan tertinggal pada absolute yang dapat menyebabkan efek samping.  Absolut ini (konsentrat aromatic) terlalu tebal / kental untuk digunakan langsung sebagai aromatherapy.  Dalam hal ini resin atau minyak atsiri dapat diekstrak dari absolute dengan menggunakan alcohol atau pelarut seperti heksan.  Resin atau minyak atsiri yang dihasilkan dapat langsung digunakan untuk kegunaan aromatherapy.

TURBODISTILLATION EXTRACTION

       Proses ini cocok untuk mengekstrak bahan-bahan yang keras atau tidak beraturan seperti umbi, akar atau biji-bijian.  Pada proses ini , bahan direndam dalam air dan uap air disirkulasikan pada campuran air dan material ini.  Selama proses berlangsung air yang sama disirkulasikan pada bahan.  Proses ini menghasilkan minyak atsiri dari bahan tumbuhan yang sulit diekstrak.

HYDRODIFFUSION EXTRACTION

      Pada proses hydrodiffusion, steam bertekanan atmosfir dilalukan (didispersikan) pada bahan tumbuhan dari bagian atas ruangan.  Dengan cara ini steam dapat menjenuhkan tanaman lebih merata dan lebih sedikit waktu disbanding dengan proses steam destilation.  Metode ini lebih baik dari steam distillation dan menghasilkan minyak atsiri dengan bau yang lebih mirip dengan tanaman aslinya.

CARBON DIOXIDE EXTRACTION

    Proses ini menggunakan karbondiosida dibawah kondisi tekanan sangat tinggi untuk mengekstak minyak atsiri.  Bahan diletakkan pada tangki stainless steel kemudian carbon diosida diinjeksikan kedalam tangki tersebut dan kemudian tekanan didalam tangki ditingkatkan.  Dalam kondisi tekanan tinggi, karbondioksida berubah menjadi cair dan berlaku sebagai pelarut untuk mengekstrak minyak atsiri dari bahan.  Jika tekanan kemudian diturunkan maka karbondioksida kemudian berubah menjadi gas meninggalkan residu minyak atsiri.  Minyak atsiri yang dihasilkan lebih segar dan murni dibading dengan proses steam distillation, dan baunya sangat mirip dengan tanaman aslinya.  Para peneliti menyatakan bahwa hasil ekstraksi menggunakan proses ini menghasilkan minyak atsiri yang sangat bagus dan baik untuk digunakan sebagai bahan teraphi. 

    Metode ini menggunakan temperature yang lebih rendah dari proses steam distillation menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dan mempermudah penangan beberapa bahan seperti gum, resin.  Banyak minyak atsiri yang tidak dapat diekstrak menggunkaan metode steam distillation diperoleh dengan menggunakan sistem ini. 

 

 

sumber : https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjPmrjYrbHZAhUlR48KHdbQAlcQFggvMAI&url=https%3A%2F%2Fnestri4ict.files.wordpress.com%2F2012%2F12%2Fbuku-atsiri.doc&usg=AOvVaw2Z3fgWpVfukZVbQGMa-e0w

 

 

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar